Tak dapat dipungkiri, sejarah telah diceritakan bahwa agama katolik masuk ke pulau lembata melalui kampung Lamalera pulau lembata yang dibawa oleh para Misionaris katolik. Namun ternyata pada saat itu orang-orang lembata khususnya di kampung Labanawo yang sekarang berubah nama menjadi Desa Lolong, sedang dipengaruhi oleh ajaran agama yang lebih dahulu masuk di Indonesia yakni agama islam. Ajaran agama katolik telah disampaikan di daerah lain di lembata, tapi di Labanawo ini mungkin saja mengalami keterlambatan.
Tulisan ini menyajikan sebuah kesimpulan dari diskusi facebook tentang masuknya agama di Desa Lolong. Tulisan ini berawal dari sebuah perbincangan di grup facebook Keluarga labanawo,yang mengangkat topik “mengapa Nama ALLAH muncul pada sebuah sapaan adat yang dipakai unutk untuk memanggil hujan dan memberkati benih yang dilakukan oleh nenek moyang yang mendiami kampung Labanawo. Kami sama-sama tahu bahwa upacara semacam ini telah dilakukan sebelum agama masuk ke kampung labanawo, tetapi mengapa nama Allah ini muncul pada sapaan adat yang kami pakai sekarang..??Nah ini ulasannya.....
Dari penuturan seorang pendahulu yang ada di desa lolong (Bapak Gaspar Bala Blolong), setiap pedagang yang datang berdagang di kampung Labanawo (Desa Lolong) selalu mempertanyakan akan keyakinan orang-orang yang pada saat itu berinterkasi dengan mereka. “Mio Percaya ALA ta la ?? “ (artinya ; kamu percaya Allah atau tidak). Orang yang hidup di kampung labanawo lambat laun terpengaruh oleh pertanyaan-pertanyaan orang lamakera ini, yang menyebut bahwa ALA adalah penguasa bumi dan segala isinya.
Dari diskusi facebook ini, saya menyimpulkan bahwa masyarakat yang mendiami kampung labanawo itu secara perlahan telah dipengaruhi pedagang-pedagang dari Lamakera yang beragama Islam ini. Para pedagang ini berhasil walau sebatas memperkenalkan ALLAH tapi tidak untuk agamanya. Sebagai bukti bahwa orang-orang di kampung labanawo ini telah mengenal ALLAH, adalah nama ALLAH ini tertuang dalam sebuah sapaan seremonial adat memanggil hujan dan memberkati benih, atau dalam bahasa setempat disebut Prate Bose. . Sapaan dalam seremonial adat ini ,nama ALLAH muncul pada awal sapaan dengan Sebutan “ALA TALA GOKA LODO, ENAJ SEWO EKA GEJI. ( Allah turunlah, penghuni dibawah tanah datanglah), dimaksudkan untuk mempersatukan langit dan bumi. Sapaan ini terus dipakai dengan menyebut kata ALA bukan ALLAH. sampai pengaruh ajaran katolik mulai masuk di kampung labanawo barulah Kata ALA dalam sapaan prate bose itu diubah misionaris katolik menjadi ALLAH. Sekian…
Tulisan ini menyajikan sebuah kesimpulan dari diskusi facebook tentang masuknya agama di Desa Lolong. Tulisan ini berawal dari sebuah perbincangan di grup facebook Keluarga labanawo,yang mengangkat topik “mengapa Nama ALLAH muncul pada sebuah sapaan adat yang dipakai unutk untuk memanggil hujan dan memberkati benih yang dilakukan oleh nenek moyang yang mendiami kampung Labanawo. Kami sama-sama tahu bahwa upacara semacam ini telah dilakukan sebelum agama masuk ke kampung labanawo, tetapi mengapa nama Allah ini muncul pada sapaan adat yang kami pakai sekarang..??Nah ini ulasannya.....
Dari penuturan seorang pendahulu yang ada di desa lolong (Bapak Gaspar Bala Blolong), setiap pedagang yang datang berdagang di kampung Labanawo (Desa Lolong) selalu mempertanyakan akan keyakinan orang-orang yang pada saat itu berinterkasi dengan mereka. “Mio Percaya ALA ta la ?? “ (artinya ; kamu percaya Allah atau tidak). Orang yang hidup di kampung labanawo lambat laun terpengaruh oleh pertanyaan-pertanyaan orang lamakera ini, yang menyebut bahwa ALA adalah penguasa bumi dan segala isinya.
Dari diskusi facebook ini, saya menyimpulkan bahwa masyarakat yang mendiami kampung labanawo itu secara perlahan telah dipengaruhi pedagang-pedagang dari Lamakera yang beragama Islam ini. Para pedagang ini berhasil walau sebatas memperkenalkan ALLAH tapi tidak untuk agamanya. Sebagai bukti bahwa orang-orang di kampung labanawo ini telah mengenal ALLAH, adalah nama ALLAH ini tertuang dalam sebuah sapaan seremonial adat memanggil hujan dan memberkati benih, atau dalam bahasa setempat disebut Prate Bose. . Sapaan dalam seremonial adat ini ,nama ALLAH muncul pada awal sapaan dengan Sebutan “ALA TALA GOKA LODO, ENAJ SEWO EKA GEJI. ( Allah turunlah, penghuni dibawah tanah datanglah), dimaksudkan untuk mempersatukan langit dan bumi. Sapaan ini terus dipakai dengan menyebut kata ALA bukan ALLAH. sampai pengaruh ajaran katolik mulai masuk di kampung labanawo barulah Kata ALA dalam sapaan prate bose itu diubah misionaris katolik menjadi ALLAH. Sekian…