Kami berangkat Ke Gereja Paroki Ratu Pencinta Damai Surabaya mengikuti Misa Hari Minggu Prapaskah ke –IV tahun 2017. Misa diadakan pada Sabtu soreh hari. Yah…pada hari sabtu soreh seperti kebiasaan pada gereja di kota-kota lain.
Gereja tidak terlalu penuh sebagaimana biasanya seperti pada hari-hari sabtu sebelumnya. Di gereja paroki ini umat yang datang misa lebih banyak pada hari Minggu. Keadaan gereja yang belum penuh itu membuat Saya bebas memilih tempat duduk, dan kebetulan empat deret dari depan sebuah bangku masih kosong. Saya bersama saudari Saya Maria (48) menempati bangku kosong itu.
Kami memulai misa dengan mendengarkan katakese yang dibacakan oleh petugas. Kali ini katakese bertemakan pembaptisan. Misa saya ikuti dengan seksama sampai kepada pada bagian liturgi sabda. Bacaan pertama, kedua, serta Injil yang pada hari ini menceritakan tentang Yesus menyembuhkan orang buta dengan cara mencampur air ludah dengan tanah. Semuanya tidak terlewat dari perhatian Saya.
Saya terpikat pada kalimat Injil “ Maka Ia meludah ke Tanah dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah , lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam”………..lalu ia kembali dengan mata yang sudah melek.
Pada bagian homili Saya memperhatikan kotbahnya Romo tapi dalam benak , saya sedang merefleksikan cara yesus ini yakni menggunakan ludah untuk menyembuhkan mata orang buta.
Di daerah Saya, Desa Lolong Kabupaten Lembata, salah satu cara yang biasa dilakukan masyarakat untuk menyembuhkan sakitnya setelah penanganan medis tak dapat membantu adalah dengan mengunjungi Dukun. Saya sendiri pernah dibawa oleh orang tua Saya ke dukun dan bahkan saya sendiri pernah meminta bantuan dukun dalam membantu problem kesehatan Saya.
Para dukun dalam memberikan ramuan obat kepada pasien selalu menggunakan berbagai cara. Ada yang mencampurkan ramuan ke dalam air, dan ada yang mengunyah ramuan itu lalu mengoleskan pada tubuh pasien.
Menurut saya cara para dukun menyembuhkan sakit Saya sama seperti Cara Yesus menggunakan ludah dan tanah untuk menyembuhkan mata orang buta. Terlepas dari mantra yang mungkin saja digunakan dukun, tapi bagi saya pengobatan yang dilakukan dukun itu Saya anggap seperti perbuatan Yesus. Sama-sama ada campuran ludah.
Saya mempercayai bahwa cara Yesus mengobati saya melalui tangan para dukun. Yesus mencampur ludah dengan tanah untuk menyembuhkan orang buta, sedangkan Dukun mencampur ludah dengan ramuan untuk menyembuhkan Saya.
Sebuah cara pengobatan yang sama. Air ludah dukun dalam ramuan yang dioleskan pada tubuh Saya, Saya refleksikan sebagai air ludah Yesus. Yesus hadir membantu penyembuhan Saya melalui tangan dukun.
Gereja tidak terlalu penuh sebagaimana biasanya seperti pada hari-hari sabtu sebelumnya. Di gereja paroki ini umat yang datang misa lebih banyak pada hari Minggu. Keadaan gereja yang belum penuh itu membuat Saya bebas memilih tempat duduk, dan kebetulan empat deret dari depan sebuah bangku masih kosong. Saya bersama saudari Saya Maria (48) menempati bangku kosong itu.
Source : www.sangsabda.wordpress.com |
Saya terpikat pada kalimat Injil “ Maka Ia meludah ke Tanah dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah , lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam”………..lalu ia kembali dengan mata yang sudah melek.
Pada bagian homili Saya memperhatikan kotbahnya Romo tapi dalam benak , saya sedang merefleksikan cara yesus ini yakni menggunakan ludah untuk menyembuhkan mata orang buta.
Di daerah Saya, Desa Lolong Kabupaten Lembata, salah satu cara yang biasa dilakukan masyarakat untuk menyembuhkan sakitnya setelah penanganan medis tak dapat membantu adalah dengan mengunjungi Dukun. Saya sendiri pernah dibawa oleh orang tua Saya ke dukun dan bahkan saya sendiri pernah meminta bantuan dukun dalam membantu problem kesehatan Saya.
Para dukun dalam memberikan ramuan obat kepada pasien selalu menggunakan berbagai cara. Ada yang mencampurkan ramuan ke dalam air, dan ada yang mengunyah ramuan itu lalu mengoleskan pada tubuh pasien.
Menurut saya cara para dukun menyembuhkan sakit Saya sama seperti Cara Yesus menggunakan ludah dan tanah untuk menyembuhkan mata orang buta. Terlepas dari mantra yang mungkin saja digunakan dukun, tapi bagi saya pengobatan yang dilakukan dukun itu Saya anggap seperti perbuatan Yesus. Sama-sama ada campuran ludah.
Saya mempercayai bahwa cara Yesus mengobati saya melalui tangan para dukun. Yesus mencampur ludah dengan tanah untuk menyembuhkan orang buta, sedangkan Dukun mencampur ludah dengan ramuan untuk menyembuhkan Saya.
Sebuah cara pengobatan yang sama. Air ludah dukun dalam ramuan yang dioleskan pada tubuh Saya, Saya refleksikan sebagai air ludah Yesus. Yesus hadir membantu penyembuhan Saya melalui tangan dukun.