Seperti biasanya saya mengikuti ibadat hari mingu di Kapela Santa Maria Ratu Semesta Alam Lewoblolong. Misa dimulai pagi sekali tepat pukul 06.00. Saya memang terlambat, tapi karena punya kemauan untuk mengikuti misa, saya tetap masuk dalam gereja.
Saya duduk di barisan bangku terbaru yang didatangkan oleh Stasi. Misa dipimpin oleh Romo Blasius Keban Pr.
Misa berjalan khidmat, namun konsentrasi saya sedikit terganggu dan tertuju pada banyaknya coretan yang dibuat pada bangku yang baru itu. Bangku baru ini berisi tulisan nama-nama beken anak-anak desa.
Menurut saya, aksi corat-coret dalam gereja ini adalah aksi vandalisme. seperti yang kita lihat di luar yaitu grafiti , corat coret serta gambar pada tembok-tembok fasilitas umum,jembatan, dan lain-lain.
Menurut wikipedia, vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga. Istilah ini merujuk kepada suatu kebiasaan yang berasal dari nama bangsa Vandal, pada zaman Romawi kuno, yang merusak kota Roma secara biadab pada tahun 455. Waktu itu kota Roma merupakan sebuah kota yang indah karena memiliki berbagai macam patung.
Pada zaman sekarang , saya juga sobat pasti sering menemukan tulisan dan lukisan vandalis pada fasilitas umum, di pagar tembok, di jalan-jalan, di jembatan yang baru saja selesai dicat.
Bahkan ada yang masih belum rampung malah diserang oleh aksi-aksi vandalisme. Ini sudah tergolong anarkis !
Di stasi bahkan di paroki ini, di setiap gereja yang yang saya masuk, pasti ditemui coretan dan tulisan di bangku-bangku umat. Kasihan memang, bangku yang sudah dibuat dengan biaya yang mahal harus dikotori dengan tulisan dan coretan yang sebenarnya itu mengurangi nilai seninya.
Bagaimana di gereja tempat sobat ? apakah juga ada aksi semacam ini?
Hal ini mesti ditindak tegas oleh para pemimpin di lingkup yang kecil bahkan pada lingkup yang luas dalam gereja katolik. Hal ini perlu juga menjadi bahan pembinaan untuk setiap seksi Pembinaan Generasi Muda (Seksi PGM) di stasi dan di lingkup apapun .
Aksi vandalisme dalam gereja jangan dibiarkan berlanjut apalagi dilakukan oleh generasi muda gereja katolik, yang nota benenya adalah jemaat gerejanya sendiri. Salam !
Photo by Stefan Kunze on Unsplash