Berdoa merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh setiap pemeluk agama. Dalam agama katolik, dikenal sebuah cara memimpin doa, namanya doa spontan. Entah siapa yang pertama kali mencetuskannya tapi ini adalah sebuah ungkapan yang sering saya dengar.
Doa spontan merupakan doa yang tidak baku ataupun yang tidak dituliskan dan didoakan setiap saat sehingga dihafal oleh seluruh umat. Bagi orang yang belum terbiasa dalam memimpin doa dengan cara spontan, ini menjadi hal yang menakutkan. Seperti saya, tapi itu dulu ya guys.hehehe
Untukmu yang Selalu Menolak Memimpin Doa Spontan, Baca Ini ! Gambar oleh Couleur dari Pixabay |
Dalam sebuah kesempatan, dimana kebetulan saya dipercaya memandu acara, ketika saya meminta salah satu peserta berdoa, semuanya terdiam. Mungkin takut berdoa spontan, pikirku. Tak ada yang maju ‘akhh...kamu saja,“ dan dengan berbagai alasan lain. Ada lagi yang diminta berdoa dan memang bersedia, tapi doa yang dipimpin adalah doa yang sudah ditulis resmi gereja dan telah dihafal oleh seluruh umat. “Woalah Bro..Cuma doa itu,saya pikir doa spontan”, celetuk peserta lain dengan nada bercanda dan menjadi bahan gunjingan.
Doa baku yang disampaikan oleh pemimpin sama sekali tidak mengurangi nilai dari aktivitas berdoa itu sendiri. Mengajak peserta untuk mendoakan doa yang telah ditulis gereja dan dihafal oleh semua umat katolik memang tidak masalah. Justru lebih mengumat kan ?
Lantas apa yang membuat seseorang harus berusaha untuk mendoakan doa secara lisan tanpa teks saat diminta memimpin doa seperti memulai kegiatan rapat, atau sejenisnya?
Doa spontan sepertinya melebar tujuannya, yakni dapat mengetahui kualitas seorang remaja katolik dan umat dewasa dalam hal memimpin doa. Pantas saja ada yang menolak saat diminta memimpin dalam doa spontan.
Ini semata dugaan yang lahir dari pemikiran dangkal saya. Kalau sobat tidak sependapat, bisa sesegera mungkin mencari sumber bacaan lain tentang doa spontan, atau membuat sebuah penelitian ilmiah dengan hipotesa yang ada. Atau dengan meninggalkan pesan di kolom comentar sehingga diskusi tentang ini dapat memberi pencerahan yang lebih mendalam kepada pembaca.
Nah, lalu bagaimana cara merumuskan doa spontan yang baik ?
Berdasarkan situs katolik (www.katolisitas.org), susunan doa yang baik adalah mengikuti pola Doa Bapa Kami, yang di dalamnya memuat tiga unsur utama. Unsur-unsur inilah yang dapat dijadikan acauan dalam merumuskan sebuah doa spontan yang baik.
Di dalam sebuah doa spontan, terdapat tiga unsur penting ini.
- Bagian Pembuka. Bagian ini berisikan ungkapan atau sapaan pujian kepada Allah atau kepada Yesus. Dapat pula ditambahkan dengan ucapan syukur atas rahmat yang telah diperoleh.
- Bagian Tengah. berisikan permohonan tentang sesuatu yang akan dijalankan dan yang telah dilakukan . Mohon atas pengampunan dosa juga terdapat di dalam bagian ini.
- Bagian Penutup. Bagian ini harus disesuaikan dengan kepada siapa doa ditujukan pada bagian pembukaan tadi. Apabila ditujukan kepada Allah, maka diakhiri dengan kalimat, “Doa ini kami sampaikan kepadamu dengan perantaraan kristus Tuhan kami”, atau dengan variasi lain. Dan apabila dibagian pembukaan doa ditujukan kepada Yesus, maka diakhiri dengan kalimat :” Engkaulah Tuhan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa, atau dengan variasi lain.
Bagaimana, mudah saja bukan ?
Berikut adalah dua contoh doa spontan (pembukaan dan penutup) yang saya susun berdasarkan tiga unsur penting di atas. semoga bermanfaat !
Contoh Doa Memulai Kegiatan Rapat.
Marilah sejenak kita bersama-sama menundukan kepala, menghadirkan Tuhan dalam doa yang saya bawa menurut ajaran saya, ajaran katolik.
(Bagian Pembuka)
Ya Allah Bapa yang maha kuasa , Engkau maha tahu dan maha mempersatukan. Terima kasih atas hari baru yang bahagia ini. Kami mengucap puji dan syukur ke hadirat-Mu, atas segala rahmat dan berkat yang telah engkau limpahkan, sehinga kami dapat bertemu di tempat ini.
(Bagian Permohonan)
Rapat yang kami laksanakan pada hari ini adalah sebuah agenda penting yang telah kami rencanakan. Kami mohon tuntunanmu, dan perkuatkan persatuan diantara kami agar apa yang kami bicarakan nanti dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orgainisasi ini. Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik sesuai rencanamu.
Ya Allah yang maha murah, jadikan kami semua yang hadir disini sebagai satu keluarga yang memiliki sikap rela berkorban dan setia dalam organisasi ini, karena sesungguhnya hanya kepadaMu-lah kami melakukan pengabdian.
(Bagian Penutup),
Doa ini kami sampaikan kepadamu ya Allah, dengan perantaraan kristus yang bertakhta bersama dikau dalam persatuan roh kudus Allah sepanjang segala masa. Amin….
Contoh Doa Menutup Kegiatan Rapat.
(Bagian pembuka)
Ya Allah yang maha baik, Terima kasih atas penyertan-Mu selama kegiatan rapat ini. Kami yakin bahwa apa yang telah kami putuskan adalah melalui campur tanganmu. Kami bersyukur atas hasil yang telah kami peroleh dalam rapat ini.
(Bagian Permohonan)
Kami mohon atas segala kesalahan, sifat dan tutur kata kami yang keliru. Tetaplah menjaga dan melindungi kami dalam persaudaraan ini, agar selalu semangat dan giat dalam menjalankan hasil-hasil rapat. Kepada mereka yang akan terlibat dalam pelaksanaannya, semoga juga kau beri rahmat kesehatan dan ketabahan.
(Bagian Penutup),
Doa dan harapan ini kami sampaikan kepadamu ya Allah, dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin
Demikianlah artikel tentang cara merumuskan doa spontan menurut ajaran katolik. Semoga sobat lebih berani memimpin doa setelah membaca tulisan ini. Tuhan Yesus merestui niat baik kita. Salam !
JBU Saudara
BalasHapusAminnn.. terima kasih
Hapus