Bagi orang katolik, kematian bukan akhir dari segalanya. Tuhan tidak menghancurkan, melainkan membentuk kehidupan baru dalam kematian. Dalam hal ini, orang katolik bisa menempatkan doa dan penghormatan kepada mereka yang telah meninggal, entah dengan ziarah kubur ataupun dengan doa arwah, yang sudah lama menjadi bagian dari tradisi gereja katolik.
Sobat pembaca yang budiman, apakah anda sepakat bahwa makam merupakan rumah baru bagi mereka yang telah meninggal selain rumah keabadian yang disiapkan oleh Allah di Surga ? kalau ia, maka silakan lanjut membaca tulisan ini; dan apabila tak setuju karena punya persepsi lain, maka saya tak keberatan bila halaman ini anda tutup. hehehehe
Ziarah ke Tempat Pemakaman Katolik di Desa Lolong |
Mengapa harus lilin?
Lilin merupakan alat bantu bagi peziarah untuk berdoa. Sebatas itu kah? owh tidak!
Ketika Lilin bernyala di atas makam mempunyai simbol bahwa Kristus adalah terang dunia yang menerangi mereka dalam kegelapan. Lilin juga menandakan kehadiran Allah antara peziarah dan mereka yang mendahui kita. Jadi, berziarah ke makam sebenarnya adalah aktivitas iman.
Setelah berdoa dan setiap batang lilin telah terpancang, bagaimana dengan bungkusnya?
Saya dan mungkin juga pembaca pasti sering menemukan puluhan bahkan ratusan bungkus lilin di pemakaman umum. Tak hanya itu, kantong-kantong plastik yang digunakan untuk mengisi liin dari rumah ditinggalkan di sekitar makam. Tambah lagi, ditemukan sisa pembakaran bungkus lilin di sekitar makam. Oh miris, pekuburan dibuat seperti tempat pembuangan sampah oleh mereka yang tidak bertanggungjawab.
Mengapa makam yang kau angap sebagai rumah sanak saudaramu di bumi itu kau kotori halamannya? Bukan hanya satu, tetapi beberapa makam di samping juga ikut dikotori oleh setiap bungkusan lilin yang tak sengaja dibiarkan disitu.
Bukankah ada tempat yang disediakan khusus untuk menaruh bungkus-bungkusan lilin itu ? Keberatankah sobat bila bungkus lilin dan barang-barang yang tidak perlu itu , tidak kau tinggalkan di samping makam saudara-saudarimu?
Apakah sobat termasuk dari sekian banyak orang yang berlalu begitu saja tanpa menghiraukan bungkus lilin tadi ? Atau yang menyimpan dan membuangnya di tempat sampah yang disiapkan di area pekuburan ? Kalau ada yang membawanya kembali karena ketidaktersedian tempat sampah di pekuburan lalu membuangnya di tempat sampah, saya angkat dua jempol untukmu kawan !
Bagaimana sobat, apakah di tempat pemakaman sanak saudaramu sudah tersedia tempat sampah?
Kalau memang belum tersedia tempat sampah di pekuburan itu, maka sobat bisa menjadi inisiator untuk disediakan tempat sampah. Berkomunikasilah dengan pengelola makam untuk membuat makam saudara dan saudari kita bebas dari sampah.
Mari, jadilah orang katolik yang ramah kepada alam. Salam!