Terima kasih semesta telah mengizinkan aku menyingahi kehidupan ini. Menjadikanku sebagai kado yang istimewa untuk melengkapi kebahagiaan keluarga. Aku bahagia dirawat dalam kasih sayang ibu yang tulus, digendong ayah yang bertanggungjawab dan dibimbing saudari yang pengertian.
Terima Kasih Semesta, Aku Kuat Menjalani Kehidupan Ini.
Photo by Nathan McBride on Unsplash
Aku bahagia hidup berdampingan dengan masyarakat yang lain , hinga saat itu tumbuh di keluarga yang baik dalam melengkapi kebutuhanku. Mereka yang tak pernah lupa membisikan petuah dan meneriakan semangat di setiap fase perjuanganku. Aku sangat mencintai mereka.
Dalam perjuangan di jalan ini, terkadang ada yang mencemoooh dan memaki gontai langkahku. Membungkus luka dalam senyum lalu menghujam lara ke dalam rasa. Tak ayal kakiku terseok dalam lelah, dan tersungkur di jalan penuh dosa. Mereka yang disanjung ternyata membalasnya dengan menyelipkan sembilu dalam manisnya kata dan juga telah menggali kubang diskriminasi untukku.
Aku berjuang bersama ayah di rumah ini tanpa sosok ibu yang seperti dahulu selalu menjadi muara kata lelah kami mengalir. Menjalani dua peran, memang bukanlah hal yang mudah.
Aku pernah merasa amat lelah di jalan kehidupan ini. hari-hari yang kulalui terasa sangat berat dan melewatinya dengan mengerutui nasib. Rasanya sangat berat berdamai dengan diri sendiri dan juga kepada keadaan. Menyemangati diripun hampir tak berdaya, bahkan berpikir positif saja hampir kehilangan daya. Dalam kekalutan itu sempat terbersit untuk memohon, semoga Dia segera memanggil kepulanganku.
Aku sadar kini, bahwa setiap batu yang kusandung dan langkah yang terseok, juga di setiap duka dan nestapa yang singgah adalah titipan dalam ujian yang dikirimkan-Nya untukku.
Aku bersyukur masih diberi waktu untuk menyelami rahasia-rahasia agung yang belum nampak wujudnya. Aku percaya bahwa semuanya sudah direncakan dari tempatNya yang kudus.
Hingga tiba hari ini, aku sunguh sangat menikmati setiap dinamika yang terbungkus dalam manifestasi indahNya. Aku bersyukur masih dapat menikmati kemurahan hatiNya, melewati jengkal demi jengkal tanah ciptaanNya. Menghirup nafas dalam-dalam dan menghembusakannya lagi sambil berteriak, “ Terima kasih Semesta, Aku kuat menjalani kehidupan ini.”
Selamat ulang tahun untuk diriku. Semoga semesta merestui rencana ayunan serta pijakan langkahku selanjutnya.